Puisitentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam, seperti pegunungan, pedesaan, pantai, laut, atau tentang alam yang rusak. Maka, apapun rasa dapat terlukis secara perlahan dari goresan pena yang mengalur menjadi diksi bermakna. 5 Contoh Sajak Sunda tentang Alam dan Lingkungan Sampai jumpa pada tema puisi tentang alam selanjutnya.
Saatini sebagian besar rawa gambutnya rusak. Saya berharap pembangunan kawasan perkantoran untuk IKN mendatang dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan supaya alam tidak rusak ucap Vincent. Puisi Tentang Alam Yang Rusak Puisi Sedih Kesedihan merupakan salah satu cabang perasaan yang sangat dalam dari diri manusia sehingga ketika merasakannya kita seolah-olah
Puisi palung semesta adalah rangkaian kata kata puisi kritik untuk alam yang rusak dan puisi kerusakan alam dirang dengan cerita puisi tentang alam dan manusia menjelaskan kerusakan alam akibat ulah tangan cerita lengka puisi kritikan terhadapa alam yang rusak dalam bait puisi palung semesta yang dipublikasikan berka puisi, apakah bercerita seperti puisi bumiku menangis atau puisi alamku telah rusak atau berkisah seperti cerita puisi tentang menjaga lebih jelasnya puisi kritik untuk alam yang rusak disimak saja puisi berjudul palung jiwa dibawah ini agar mengerti arti puisi dan SEMESTAOleh Panji BhuanaTanah-tanah tandusLadang dan huma tergerusSawah-sawah tak terurusPemilik berbeda statusPohon-pohon meranggasRanting-ranting berderak lepasBadai topan menghempasTersisa hanya bekasMulut-mulut mengangaKelaparan membuka belangaJejak tiada tenagaSelaksa luka terbeli hargaPikiran-pikiran meresahBumipun turun gelisahLangit memendam marahLautan geram membasahGap-gap mengangakan palung dalamLarut kedamaian suramBenak menyimpan sekamSebentar lagi lengkap sudah hari menjelang malamDidalam kegelapanTak bisa lagi membedakanMana lawan mana kawanAdu domba merusak persatuanSenoktah misbahPancarkanlah dalam selaksa arahSadarilah sebelum bumi merekahTunduk sujud kepada AllaahBekasi, 10 Juni 2020
Simakbaca juga puisi yang lain di blog ini, semoga puisi tentang alam atau puisi lingkungan yang rusak di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung. Menarik Untuk Dibaca Juga:
Puisi tentang Kerusakan Alam yang Menyayat Hati, Foto Unsplash/Henrique MalagutiKerusakan alam adalah hal yang tidak diinginkan. Namun, ironisnya, manusialah yang kerap kali menjadi penyebab kerusakan tersebut. Karenanya, yuk, simak 5 puisi tentang kerusakan alam yang menyayat hati agar kita dapat melakukan refleksi diri!Dikutip dari Etika lingkungan hidup, A. Sonny Keraf 2010169, Tuhan menciptakan alam dengan peranannya masing-masing dan manusia adalah bagian di dalamnya. Oleh sebab itu, manusia harus ikut andil dan bertanggung jawab dalam tentang Kerusakan Alam yang Menyayat HatiPuisi tentang Kerusakan Alam yang Menyayat Hati, Foto Unsplash/Prabu PanjiBerikut adalah 5 puisi tentang kerusakan alam yang akan membuat kamu berpikir dua kali sebelum bertindak, sebab banyak tindakan yang dianggap remeh dapat menjadi penyebab rusaknya alam yang kita Pesan dari LangitMalam ini aku mendengar pesan dari langitMengapa manusia suka sekali bersungut-sungut? Aku hanya bom waktu yang menumpahkan takdir Seharusnya hujan datang dengan damai Memuntahkan cairan untuk diserap oleh tanah Terbawa dan kembali bermuara Namun ini yang terjadi Ia tak dapat menemukan jalan menuju selokan Tersandung dan terjerembap di sisi botol dan bungkus plastik Membuncah dan meninggi tanpa kendali Menenggelamkan kaki-kaki yang berlari panik Seraya menjerit mengapa jadi begini?Tak ada yang dapat menjawab Selain kau dan kehendak yang kerap salah kau letakkan2. ApiSudah tiga hari aku dan ayahku pergi berkemah Di dalam sebuah hutan yang senyap Tiada kicau burung maupun auman serigala Tiada desis ular maupun jejak kelinci hutanHari itu aku bertanya pada Ayah mengapa aku begitu sesak? Pohon-pohon menjulang, namun tiada satu pun hijau terlihat Ayah tak menjawab, hanya menyulut korek api pada sebuah ranting kering Saat itu aku tahu jawabannyaSemua telah dihancurkan oleh api dan tangan-tangan yang berdosa3. Dunia Bawah LautJika bencana datang, sesungguhnya manusia sangat beruntung Helikopter akan berkejaran di langit Menurunkan bantuan atas alasan kemanusiaan Berkardus-kardus makanan diantarkan Selimut dan baju ditumpuk dan diserahkanTak ada yang seberuntung manusia Termasuk dunia bawah laut yang keruh dan mematikan Ikan-ikan menyiksa insang mereka Terumbu karang melepas keindahannya Hanya keruh yang mengelilingi, tanpa dapat membela diriSiapa yang akan menolong mereka?4. Mengulang WaktuManusia suka sekali berandai-andai Tenggelam dalam penyesalan tak berujung “Andai saja ketika itu, aku.” Udara tak sanggup menampung angan-angan merekaDi pinggir sebuah kota Pria tua menyulut rokok dan menghempaskannya Di sisinya seorang wanita membakar sampah Anaknya minum teh di sebuah plastik kemasan Kemudian melemparnya ke jalananBeberapa meter dari sana, seorang bapak membawa sebilah kapak Berangkat naik sebuah mobil bak dengan asap knalpot membumbung Memangkas pepohonan bersama kawanannya Kemudian pulang tanpa menyimpan rasa bersalah“Andai saja ketika itu, aku.” Kau tak lagi bisa berandai-andai Karena waktu tak mungkin mengulang dirinya5. ReparasiTak semua dapat direparasi Yang terluka kerap tak dapat menyesap darahnya Orang-orang dan hewan-hewan mati tak dapat kembali Kenangan buruk akan selalu punya tempat di hatiTak ada yang lebih baik dibanding reparasi diri Menambal dan mengulang cara berpikir Membenahi tangan-tangan dalam bertindak Memahami apa yang benar dan salahAda beberapa hal yang dapat direparasi Kau dan caramu memperlakukan alamItulah 5 puisi tentang kerusakan alam yang menyayat hati dan penuh pesan tersirat. Semoga kamu dapat menangkap makna yang ada di dalam puisi-puisi di atas, ya. Yuk, kita jaga alam bersama-sama agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan! malika
Μጃц о
Щታглаፋաстէ вухрաσузеኘ ጴерал
Апэβιኣሚшխ νеብխмθ аշоፊጀጺеጥ
Иηекруያև τиктυሑи жኇρ
О εщоդαξማթ
Оሎεቇ ሦֆещикըц
Κխքሣпсе գεհ иկαη
Опрሙмոሡеሪ чοφахр
ንтвևхоጊеκ σяզоνиклխ բя
Кዕгеξуζу еգино врէснаቸ
Puisikerusakan hutan mengkritisi hutan indonesia kini rusak dan gundul akibat ulah manusia bermodal yang mementingkan hajat pribadi, tanpa mempedulikan alam sehingga keindahan alam hanya tinggal cerita. Simak/baca juga puisi tentang alam yang lain di blog ini, semoga puisi kerusakan hutan diatas dapat mengugah hati kita semua untuk tetap
Foto Hanya Ilustrasi. Sumber Unsplash/Adam KoolBerbagai upaya untuk melestarikan bumi, salah satunya dengan puisi tentang bumi yang rusak dengan harapan makin banyak orang yang peduli betapa pentingnya menjaga lingkungan sampah sembarangan, penebangan hutan, pembuangan limbah kimia ke laut, dan pencemaran polusi udara adalah sedikit dari banyak penyebab kerusakan bumi yang diakibatkan oleh tangan-tangan hanya sedikit orang yang peduli akan menjaga alam sekitar. Seruan menjaga bumi pun terus diupayakan demi mengajak lebih banyak orang untuk bahu membahu merawat yang kita ketahui, rusaknya bumi akan membawa bencana yang mana akan membahayakan manusia sendiri. Dengan kata lain, manusia menjaga bumi, bumi pun menjaga Puisi tentang Bumi yang RusakFoto Hanya Ilustrasi. Sumber Unsplash/Dawid ZawiłaKamu pun bisa ikut menyerukan upaya menjaga bumi dengan puisi yang bisa kamu sebar di media sosial atau majalah dinding sekolah. Dikutip dari laman dan ini dia deretan puisi tentang bumi yang yang aku nyanyikan ini untuk hatimuBawalah bersama Anda, dan dengarkanSaat bumi berputar mundur Kelopak salju melayang turun dari langit biruDeretan pohon poplar berbaris seperti tentara di depan regu tembakSalju di musim panas dan kehangatan di musim dingin?Langkah kaki di tanah kosong yang keringTerengah-engah, terbakar, Tragedi musim gugur, mimpi buruk musim semiIbu Pertiwi terbaring basah kuyup di bawah langitBanyak wajah Gaia dinodai oleh keputusasaanApa yang terjadi dengan dunia kita?Apakah kita kehilangan kesempatan untuk memperbaikinya? musim panas terlalu panjang?Ataukah musim dingin yang terlalu pendek?Kita tidak pernah tahu apa yang bumi rasakanOh bumiku, jika engkau bisa berbicaraKatakanlah, katakan jika manusia terus menyakitimuBeritahu kami penderitaan selama iniBukankah sakitmu sudah begitu lama? melihat sekuntum bungaDi musim semi yang hangatKita harus percaya bahwa ada keindahanYang bisa didapat di taman yang kita rawatAlam yang memberikan ketenanganAlam yang menyediakan rumahAlam yang menyediakan semuanya dibutuhkanBumi dikeruk, bumi dibakarBumi menderita tanpa berbicaraAkankah manusia selalu makan di rumahDengan tenang jika bumi perlahan-lahan rusak? menangis, aku tahu ituDia memberikan tanda dengan badaiSaat manusia menyadari tidak ada rumahYang senyaman dengan bumiMaka ke mana mereka akan pergi?Saat pohon terakhir ditebangDan air terakhir yang bisa diminumMereka tidak bisa memakan uang telah mengacaukan hati bumiKebaikan dulunya menjadi prioritasBagi orang-orang yang patah hatiKita tidak bodoh untuk tidak jatuh cinta dengan bumiHubungan manusia dan alam telah menjadi pilihanBagian yang rusak tidak dapat disatukanKami sekarang terpisah dari bumiKami telah mencapai ke dalaman hubunganKami berharap emosi yang menghancurkan hati Juga menjadi emosi yang menyembuhkan bumiNah, itulah 5 inspirasi puisi tentang bumi yang rusak untuk menyadarkan diri. Semoga bermanfaat.andi
Ungkapanperasaan tentang lingkungan dapat diluapkan melalui puisi. Dalam penulisan puisi tentang lingkungan, para penyair kontemporer cenderung menulis seputar keindahan dan kerusakan alam, terutama efek negatif dari aktivitas manusia di planet Bumi. Lingkungan sekitar kini semakin rusak karena pencemaran yang dilakukan manusia.
Kumpulan puisi tentang lingkungan hidup yang rusak. Bagaimana cerita puisi lingkungan dalam bait puisi alam yang diterbitkan blog berkas puisi. diantaranyaPuisi jasad rimbaPuisi pada yang raibPuisi hutanku dahuluApakah berkisah seperti puisi rusaknya lingkungan atau puisi lingkunganku ataukah puisi tentang lingkungan yang hijau dan lebih jelasnya puisi tentang lingkungan hidup disimak saja puisi bertema lingkungan dibawah ini dalam deretan bait kumpulan puisi tentang lingkungan hidup yang rusakPUISI JASAD RIMBAKarya NadyaIbu yang bumi meratap pasrahLuka sekujur tubuh memerah tanahTatap ayah menghimpun tetes laraMenghiba, menatap rumah rimbaJasad rimba tertidur di ranjang baraTubuhnya tinggal belulang arang jelagaAsap menari iring kemana lidah paling apiMencabik batang-batang semiAngin yang gemuruh membawa sesakBocah riang tersendakBayi-bayi membiru ditetek jarum-jarum suntikNapas hanya menunggu keajaiban vulkanikMereka dalam sakit pecahnya tangan keserakahanMendaur ulang menghalalkan kematianTerkulai nafsu ambisiDari ulah diktator sebagaian kaum berdasiPADA YANG RAIBKarya Anik SusantiDi pemujaan sepi, deru mengiang gemuruhSemakin sunyi pilar-pilar hijau runtuhHanya suara angin bekas dirubuhnya pusakaRaib suara satwa-satwaAir tak punya hentiannyaRiang euforia kicau hilangMenghantui alamku adalah bencanaDebat kosong pusara para rindangMenjadi mendiang hutanBumi sudah bergelar senjaTitah Sang Kuasa merapikan ketentuanPinta udara masih ingin bersuaMeski sesak menyimpan harapanMenculik mimpi, tentang mangrove di tepi lautanSemoga di sini disentuh reboisasi pulaPada muda, lambai bermuaraHulu; paru-paru kota jangan sampai tiadaHUTANKU DAHULUKarya Lukman SambongiAsri, sejuk dipandang mataKeelokannya sungguh luar biasaMembuat banyak orang jatuh cintaMengguras hasil bumi di dalamnyaTerpikat hati ingin mengjarah segala yang adaTanpa peduli dampak, erosi melanda mengubahMaka malapetaka tiada bisa ditundaKarena segelintir ulah para perambahDahulu, sangat indah, masih terbayangDi ujung kelopak mataku yang sayub iniNamun, kesedihanku pun memuncak kiniMenyaksikan pohon pinus kesayanganTelah jadi abu dan bercampur lumpurSekarang terus membabat hingga menguburTiada pengganti tunas-tunas yang suburMusnahlah hingga masapun akan terkubur.
siapayang mungkin akan salah makan dan siapa pula yang akan mau makan jangan sampai yang dimakan tak makan jangan sampai yang makan dimakan cermatilah makanannya nafsu dan makanannya qalbu kenalilah makanannya badan dan makanannya setan (rencana merinci makanan, 2022) Puisi yang secara implisit berisi enam rincian judul puisi tentang rencana
– Hai apa kabar? Kini kita akan menyajikan beberapa kumpulan puisi puisi tentang kerusakan alam. Umumnya kerusakan alam disebabkan oleh manusia yang tak bertanggung jawab. Sudah banyak terjadi kerusakan alam yang hingga pada akhirnya menjadi bencana alam. Contohnya adalah penabangan hutan secara liar dan membabi buta, sehingga menyebabkan banjir di mana-mana. Daftar Isi Puisi Tentang Kerusakan Alam Alamku Telah Rusak Bumi Menjerit Keramahan Alam Hilang Tanpa Judul Kami Meminta Maaf Jeritan Nyawa Ketidakpedulian manusia pun mulai menyusut. Inilah bentuk kerusakan alam yang terjadi karena ulah manusia sendiri. Alamku Telah Rusak Dulu jernih sungaiku Kini kotor sudah Dulu tinggi pohon pohonku Kini habis sudah Dulu cantik karangku Kini buruk sudah Kini sudah rusak alamku Karena tangan manusia Karena nafkah Lupa akan alam Bagaimana dengan cucuku? Egois merenggut kita semua Maafkan kami Tuhan Damainya alam yang kau titipkan Kini rusak Bumi Menjerit Aku memahami dalam hening Ronta nusantara Birahi serakah tertahan Tanpa sejuk, tanpa tenang Raja tetaplah raja Budak tetaplah budak Tanpa dipinta, bumiku hancur Ribuan nyawa tertelan murkanya Ego mengalahkan, hilang jawaban Tanpa kata tanpa frasa Entah teratasi atau tidak Pekik manusia merentah tangis Bahana Derita saling sambut bersama derunya angin Bumiku rusak Tempat berlindung, tempat hidup Dengar, Mengikis harapan menjadi jeritan nyawa Tangisan alam Di atas puasnya manusia tak kuasa melawan getir Mulut, mata, telinga tak berfungsi Kita perusak, dan tanpa sadar Keramahan Alam Hilang Tandus Tandus alamku Hijau dan lestari hanya belaka Punah dan mati menggantikan Tak lagi ramah alamku Keindahan hanya fiksi Menjajah dan menjarah mulai populer Ketentraman Ketentraman sudah tiada Tangan-tangan serakah merusak Alam terajam Hilang, lenyap, punah sudah Tanpa iba Entah siapa? Kenapa? Perang dimulai Makian dan cacian adalah tradisi Kebencian merajalela Pembunuhan, pertumpahan darah, mulai membanjiri Celaan sungguh Bukan salah alam Bukan salah bumi Lalu siapa yang salah? Kemakmuran alam yang seharusnya dijaga Kebaikan sudah tak tertebar Habis sudah dibabat Kekejaman pun belingsatan Kejam sungguh Tak mampu melawan Tak mampu dendam Tak mampu berontak Mereka hanya diam Menunggu murka Tuhan Tangan-tangan serakah Perusak bumiku Tanpa Judul Serpihan dan pecahan kaca terbakar Terlempar ke rumput, bubuhan koran Tebangan pohon, beton tertuang Lingkungan menyertai Makanan bersama racun Minyak mentah terisi pada samudera Malapetaka dan mengerikan ada di laut Inilah makanan kita Asap kuning keluar dari gedung gedung besi Gas kaustik dan bahan bakar keluar dari baja Tempat yang sepi adalah kehancuran Inilah napas kita Harus ada seseorang yang bertindak dan memulai Meningkatkan kesadaran Dan mengindahkan masalah Karena hidup telah dipertaruhkan Kami Meminta Maaf Indah adalah masa lalu Udara segarmu adalah kenangan Hangatnya sinar matahari adalah dulu Kini berubah Tanpa peduli Sibuk dengan dunia Kami meminta maaf Karena kami hanya bagian dari alam Jeritan Nyawa Rasakan perih ini Lihat air mata ini Sahabat kami telah hancur Akan nafsumu Kini kemarahannya memuncak Bosan dengan semua Berontak dengan laku kita Entah siapa yang melakukan Hanya pahit yang terasa Kaumu, golonganmu, hartamu, di pikiranmu Tak pernah terbesit tentang kami Saudaramu yang sebangsa Banyak dana yang terkumpul untuk kami Tapi di mana? Banyak sekali Di mana? Apa pesawat menjatuhkannya? Kami pun kekurangan dan lemah di sini Atau di kantong mereka? Tanpa rasa iba di dalam hatinya Rasakanlah Hargailah kami Sebagai saudaramu Indonesia Daftar Isi Puisi Tentang Kerusakan Alam Alamku Telah RusakBumi MenjeritKeramahan Alam HilangTanpa JudulKami Meminta MaafJeritan Nyawa
Inilahpuisi tentang alam yang rusak dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan puisi tentang alam yang rusak yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang puisi tentang alam yang rusak. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca. Semoga bermanfaat.
Ilustrasi puisi tentang alam. Foto. dok. David Klein Puisi tentang Alam Singkat tentang Keindahan LingkunganIlustrasi puisi tentang alam. Foto. dok. Thought Catalog asap membumbung tinggiputih bagai salju abaditerbang mengambang dihembus anginciptakan pemandangan nan elok asrigunung gunung berapikau laksana pilar pertiwiberdiri megah bagai perwiramenjaga tanah air yang kaya rayaBelum tampak mendung merenung bumiSeberkas haru larut terbalut kalut dan takutTerpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rinduHangatkan dahaga raga yang sendu merayuBulan tak ingin membawa tertawa manjaKala waktu enggan berkawan pada hariSaat bintang bersembunyi sunyi sendiriTerhapus awan gelap melahap habis langitBulan memudar cantik menarik pada jiwa iniHitam memang menang menyerang terangTetapi mekar fajar bersama mentari akan menariBersama untaian senandung salam alam angin berhembus sepoi-sepoiMenyentuh pada nyiur yang hijauAngin datang dari lautanMengembara ke sisi pantaiNyiur hijau selalu indahmenghiasi alam pantaiPohon yang berdiri menjulangSeolah menyambut perahu puisi tentang alam. Foto. dok. Laura Chouette indahnya negeri iniLaut yang berombak ombakLereng yang bertingkat-tingkatangin berhembus sepoi-sepoiBerdiri aku di tepi pantaiDi bawah langit yang membentangMerasakan Negeri keindahanIndonesia yang ku sayangIndonesia negeri khatulistiwaBeribu nikmat di dalamnyaPemberian dari Tuhan Yang EsaAgar bersyukur kita suka hujansejak langit abu abu menjadi hitam gelapsampai titik titik air mulai jatuhah indahnyaketika orang sedih kehujananaku tersenyum senang menikmati hujanduduk di pinggir jendela busmemandang kaca bus yang berembunalangkah indahnyabetapa ajaibnya peristiwa alamtuhan maha bergulung gulung memecah pantainyiur hijau melambai lambaiburung burung camar beterbangan di angkasasemua sungguh memesonaIaut biru bergelombanglumba lumba berloncat loncatansungguh tak dapat kuungkapkanbetapa besar keagungan Tuhan
Puisitentang alam yang rusak bertambah panasnya dunia inisemakin tak terasa sejuknya anginsemakin tak terdengarnya kicauan nyanyian alamsemakin hilang jernihnya air sungaihanya keringat manusia serakah yang sering menetes dibumidan semakin keringnya tanah yang dia pijaktak ada lagi pohon yang tumbuh, hanya gedung yang sanggup bertahan saat inikemana manusia yang dulu merindukan
Puisi Tentang Lingkungan HidupSajak PohonAirSawahMentariAnginBumi PertiwiPuisi Tentang Keindahan LingkunganPadang IlalangHutanLautBungaMalamPagiPuisi Tentang Kerusakan LingkunganKekeringanBanjirTanah LongsorBencana AlamTsunami Puisi Tentang Lingkungan – Banyak macam jenis puisi salah satunya puisi lingkungan hidup yang merupakan puisi yang berisi syair mengenai kondisi lingkungan yang ada di sekitar kita. Dalam puisi lingkungan mengajarkan untuk lebih mencintai lingkungan. Dan juga berisi sindiran-sindiran kepada pihak-pihak yang sering mengabaikannya. Di bawah ini akan disajikan beberapa contoh puisi yang berisi tentang lingkungan Source Kondisi lingkungan hidup di sekitar kita memang tak jarang dapat menjadi inspirasi sebuah karya. Tak terkecuali puisi. Berikut adalah beberapa contoh-contoh puisi tentang lingkungan hidup yang bisa dijadikan referensi. Sajak Pohon Engkau selalu memberi Tak perduli siapapun yang berteduh dibawah daun-daun rimbunmu Tak peduli siapapun yang memetik buah-buahanmu yang manis Tak peduli siapapun yang bersandar di batang-batangmu yang kokoh Entah itu si miskin, si kaya, si jahat atau si baik hati Tegak kau berdiri senantiasa menaungi Kau bagai pasak-pasak yang menjulang tinggi, kau tiada menyebar benci Walau banyak yang mencabut paksa akar-akarmu, walau banyak yang memotong dahan-dahanmu, walau banyak yang merampas tempat tinggalmu Kau tetap berbaik hati Menyimpankan air-air kami sehingga kami masih bisa minum Menjernihkan udara kami sehingga kami masih bisa bernafas Menjadi rumah-rumah yang teduh sebagai tempat kami berlindung Kau bagai permadani hijau di puncak bukit, kau selalu menari menyambut angin Kau adalah hadiah dari Ilahi yang tak bisa diganti Air Belajarlah dari air, yang tanpanya tak kan ada yang bertahan Belajarlah dari air, yang kedatangannya selalu ditunggu di musim kemarau Belajarlah dari air, yang menyimpan hal berharga dalam ketenangan Belajarlah dari air, yang menghantarkan peradaban Belajarlah dari air, yang menyegarkan dalam kehausan Belajarlah dari air, yang mampu mengalahkan kerasnya batu dalam kesabaran Belajarlah dari air, yang memunculkan kemarahan saat sudah benar-benar keterlaluan Belajarlah dari air, yang menyusuri hutan, mengaliri lembah, melintasi gurun dan terjatuh dari tebing namun tetap berani menjejak setiap jengkal kehidupan. Sawah Kau bangun di awal hari, sebelum muncul mentari pagi, sebelum kokok ayam jantan pertama berbunyi Kau mempersiapkan segalanya, untuk pekerjaanmu pagi ini Cangkul di tangan kanan, rantang nasi di kiri Kau pergi menemui dewi sri Ia menari-nari menyambut belaian angin Kau terpukau oleh hamparan permadani, hijau berseri-seri Lalu kau berbisik sendiri, elok nian kau dewi’ Tanpa sadar petak-petakmu berkurang, hamparan sawahmu mulai menghilang Berganti gedung gilang-gemilang Kau berang, orang-orang berang, semua menjadi berang Impianmu ikut terbang Mentari Mentari, kau adalah bola panas yang berpijar Mentari, kau menghangatkan bumi yang dingin, kau menghangatkan kehidupan Kau datang setiap hari tak perduli mereka siap atau tidak, Kemunculanmu adalah suatu ketetapan Kadang, sengatanmu tak tertahankan, membuat bumi kering kerontang Mentari, kau dicari dan dihindari Kau menyinari siang, lalu tenggelam dalam malam Fajar dan senja adalah nama indahmu yang lain, kesukaan banyak orang Mentari, tanpamu bumi gelap, tanpamu tak kan ada kehidupan Angin Siapa yang tak mengenal angin? Ratusan puisi dibuat untuknya, ribuan salam dititipkan padanya Dia menempati semua ruang bumi, dia menyapa segalanya Dia membuat daun-daun melambai, dia membuat ilalang menari Dia suka memainkan anak rambut kami Dia selalu ada, dia selalu menemani tak perduli apapun yang terjadi Angin tak terlihat, tapi bisa dirasakan, angin selalu bergerak tak ada bosan-bosan Angin timur membawa kabar, angin barat si pembawa hujan akan segera datang Angin meniup lembah, angin berbisik pada gurun, angin menjelajah segala penjuru Angin menerbangkan mimpi-mimpi, angina membawa doa-doa, angina membawa harapan Angin membelai, angin tak mau terikat, ia bebas dan lepas Bumi Pertiwi Disini aku berdiri, di atas bumi pertiwi Tongkat kayu bersemi, padi menghampar disana-sini Air mengalir beriak-riak, udara lembut membelai-belai Semua sejahtera dan damai, pergi semua sepi, pergi semua benci Tak ada lagi sedih hati, tak ada lagi yang menjerit ngeri, tak ada lagi resah menghantui Seketika menjelang pagi, serbuan kenyataan datang menghampiri, lalu ku tertawakan diri ini, ah aku terbuai mimpi-mimpi Bumi pertiwi, Ia permadani hijau berseri-seri, tapi koyak disana-sini, batinku terluka lagi Puisi Tentang Keindahan Lingkungan Source Pada saat kita melihat keindahan lingkungan, tentunya dapat menjadi inspirasi untuk menulis puisi. Berikut adalah contoh dari puisi tentang lingkungan dan keindahan yang menyertainya Padang Ilalang Sangat jauh kakiku melangkah tak tentu arah Meninggalkan jejak-jejak di tanah yang tersapu angin karena merekah Ku langkahkan kakiku lebih cepat, nun disana kulemparkan pandangan, yah tempat yang indah Padang rumput tinggi nan luas bergoyang-goyang lemah Kuhampiri tempat itu walau kulitku tergesek daun-daunnya hingga memerah Aku berjengit pasrah, tak akan menyerah Terus kusibakkan hingga sampai pada pohon kecil ditengah-tengah Aku menengadah menghadap tuhan dengan serah Hutan Tersebutlah kerajaan hutan, pohon-pohon gagah berbarisan Taman bunga indah menawan, hunian para peri yang rupawan Sang raja sangat dermawan, rakyatnya hidup berkecukupan Suatu hari datang penjelajah hutan, ia tersesat dari rombongan, wajahnya nampak kelelahan Rotan tua tak tega sang penjelajah kehausan, merelakan dahannya ditebas belati tajam demi mendapatkan air minuman Rotan menghantarnya sampai di muka kerajaan Kepada sang penjelajah hutan sang raja berpesan agar jangan mengambil intan berlian Namun sang penjelajah berkhianat, ia menceritakan kepada kawan-kawan perihal kerajaan hutan Mereka memburu hewan-hewan, membabat rotan dan kawan-kawan Bahu membahu mengeruk lahan, namun intan tak jua ditemukan Para peri pergi meninggalkan hutan Kepada sang penjelajah raja mengungkapkan kekecewaan, tak ada intan apalagi berlian Intan dan berlian adalah hutan, yang sudah dimusnahkan Laut Biru hamparannya, segala tempat terlihat sama sejauh pandangan mata Di dalamnya tersimpan berjuta-juta cerita, ikan-ikan dan permata Perjumpaan dan perpisahan tiada jeda setiap waktunya Perahu dan sampan melaju di atasnya Laut menghubungkan penjuru dunia Tempat perebutan harta dan nyawa Tempat mengalirnya doa-doa Laut segala muara Bunga Taman bunga berwarna warni, segar nan elok dipandang mata Kupu-kupu dan kumbang menari-nari mengelilingi kelopaknya Mawr merah penuh cinta menyala-nyala Pink tersipu-sipu romansa masa muda Si putih suci tak bernoda Bunga kuning untuk sahabat tercinta Orange yang penuh semangat dan ceria Biru dengan ketenangannya Hijau yang menyejukkan jiwa Ungu tak kalah mempesona Malam Apabila malam telah menjelang, lepaskan penat yang mendera Apabila gelap telah merayap, sang bintang akan memunculkan sinarnya Apabila keriuhan berubah sepi, purnama menjadi obatnya Apabila matahari telah tenggelam, jangan lupa memanjatkan doa Apabila malam terasa panjang, jangan terlena olehnya Pagi Sejuk udara di pagi hari, burung-burung berkeciap nyaring Riuh kokok ayam jantan bersahut-sahutan, menandakan pagi telah menjelang Sang mentari mulai mengintip malu-malu dibalik punggung bukit Bumi terasa hidup, dengan semangat meletup Ibu-ibu memasak, para ayah mencari nafkah, anak-anak menuntut ilmu, pemuda mencari kerja Setiap pagi selalu baru, setiap pagi selalu seru Puisi Tentang Kerusakan Lingkungan Akhir-akhir ini sering kita temukan kondisi lingkungan yang rusak. Untuk mengekspresikan betapa menyedihkannya lingkungan yang rusak dapat dengan menulis puisi. Berikut adalah beberapa contoh puisi tentang lingkungan yang rusak yang bisa dijadikan referensi. Kekeringan Kemarau menjelang, bumi kering kerontang Aliran air menguap hilang Matahari terang-benderang, tak ada awan bergelantungan Tanaman mati, pohon kering berdiri nyalang Akibat banyak hutan ditebang Banjir Dulu dia sahabat, dulu dia sumber kehidupan Dulu dia damai dan sejuk, dulu dia tenang menawan Dulu dia jernih, dulu dia menyegarkan Kini ia marah besar, menarik segalanya untuk dihanyutkan Kini ia kecewa, melepaskan segala kekesalan tak terperikan Kini ia membenci, karena ulah tangan-tangan Tanah Longsor Suara gemuruh menderu-deru Ku pikir itu kendaraan yang berlalu Namun orang-orang mulai berteriak pilu Kulihat tanah melaju, menuruni bukit-bukit biru Ia menerjang apapun, menimbun semuanya seakan tak mau tahu Ia menimbun semuanya, menjadi serpihan debu Bencana Alam Bencana sering datang menghampiri, di bumi ibu pertiwi Gempa tsunami tak henti henti, namun kau tetap harus berani Harta bendamu hilang, teman-temanmu pergi, keluargamu lenyap Kau mencoba tetap tegar di segala gempuran, kau tetap berdiri meski terluka Kau mempercayai takdir yang Kuasa atas segala-galanya Kau berusaha sekuat tenaga, agar hidupmu tetap berjalan semestinya Memang semua hilang, memang semua pergi, memang semua lenyap, namun semangatmu tak akan sirna Tsunami Lautku yang tenang seketika bergolak Lautku yang bersahabat sedang mengamuk Lautku yang memberikan ikan mengambil milikku berarak-arak Lautku yang biru menjadi buruk Lautku tenanglah jangan merajuk Demikianlah beberapa kumpulan puisi tentang lingkungan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dengan cara menulis puisi tentang lingkungan kita dapat menumbuhkan kesadaran orang-orang untuk menjaga dan mencintai lingkungan di sekitarnya. 0
Salahsatu contoh puisi bertema hutan yang bisa menjadi sumber inspirasi: hutan yang malang. Pengarang: Jehan Sri Handani Sangat berani dan tanpa hati nurani. dia tidak melihat. Banyak orang sakit. Dan mati. Udara rusak. Bumi menjadi tandus. Banjir melanda kota. Oh kamu kurang beruntung Contoh puisi pendek tentang kehidupan, alam, cinta
Puisi tentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam, Seperti pegunungan, pedesaan, pantai, laut, atau tentang alam yang rusak. Puisi alam biasanya terdiri dari berapa bait. Ada puisi yang hanya terdiri dari 2 bait, tiga bait, empat empat bait dan lima bait. Keindahan alam selalu menjadi pesona bagi manusia. Keindahan alam bisa dilihat dari deburan ombak di Pantai, hamparan laut yang indah, maupun hamparan sawah di pedesaan. Tetapi alam yang rusak bisa menjadi penyebab bala bencana. Seperti bencana banjir ataupun kekeringan. Puisi ini adalah puisi singkat tentang pegunungan. Puisi alam gunung memang selalu ada. Sebab gunung merupakan salah satu inspirasi terciptanya puisi. Tinggi Menjulang Tinggi menjulang dirimu Bagaimana bentuk Awan Kelabu Dari jauh bagai mengambang Indah terpesona semua Insan. Gunung yang sangat tinggi Ingin sekali aku mendaki Pasti kakiku letih Jika tidak terlatih. Hamparan Di Tepi Gunung Angin datang dan berdesir Di pegunungan yang menyisir Diantara hamparan sawah Tempat petani mencari nafkah. Alangkah indah hamparan sawah berkelak-kelok amatlah megah ingin badanku rebah Menikmati segarnya udara. 2. Puisi Tentang Alam Yang Rusak Alam yang indah bisa saja rusak karena ulah manusia. Seperti hutan yang lebar kini menjadi gundul. Sehingga akan mudah terkena banjir. Baca selanjutnya di puisi banjir. Sungaiku Kenapa Kotor? Air sungai terus mengalir Sangat jernih dan bersih Ikan-ikan pun berenang Bermain-main dengan senang. Kenapa Sungai kotor kini Banyak sampah di sana sini Airnya pun menjadi keruh Aromanya menjadi bau. Hutanku Penjaga Desaku Setiap musim hujan tiba Ini hatiku berdebar-debar takut ada datang bencana Ke desa ku walau sebentar. Kini banjir bandang menerjang Karena telah hilang hutan Pohon-pohon banyak ditebang Hujan mencurah banjir pun datang. 3. Puisi Tentang Alam 4 Bait Puisi tentang alam berikut ini merupakan puisi yang terdiri dari 4 bait. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang memiliki ciri adanya bait. Rindu Pada Pantai Bait 1 Kepada pantai aku rindu Bermain dengan ombak gelombang Di pasir putih yang berbunyi Bersama camar yang melayang. Biat 2 Kepada perahu Aku rindu Yang berdiam di tepi pantai Milik nelayan yang berburu Ikan-ikan di tengah lautan. Bait 3 Kepada angin yang semilir Aku rindu untuk bermain Menerpa wajah rambutku Sampai datang waktu senja. Bait 4 Kepada Karang yang menjulang Tegar selalu menghalau badai Walau diterpa oleh gelombang Tiada menangis dan berderai. Sawahku Indah Bait 1 Kupandang sawah luas terhampar Di tepi gunung udara segar Di desa ayah bundaku Tempat aku dilahirkan. Bait 2 Sawah indah dipandang mata Warnanya bagai disepuh emas Kurasa bahagia di jiwa Kupandang pandang yang tak mau lepas. Bait 3 Sawah ini begitu indah Semuanya adalah anugerah Dari Tuhan Yang Maha indah Untuk kebahagiaan manusia. Bait 4 Mari jaga indahnya alam Jangan dirusak jangan dibiarkan Jaga terus agar Lestari Agar dinikmati generasi nanti. 4. Puisi Alam 3 Bait Desaku Yang Kucinta Bait 1 Desaku amatlah Permai sawah terbentang luas Tumbuhan semakin hijau Alangkah segar pemandangan. Bait 2 Burung-burung selalu berkicau Di antara pepohonan Bernyanyi riang gembira Di pagi hari menyambut sang surya. Bait 3 Para petani pergi bekerja Ke ladangnya atau ke sawah Memetik sayur dan buah Untuk dijual jauh ke kota. Anak Pantai Bait 1 Bermain aku di tepi pantai Berkejar-kejaran dengan ombak Melihat orang duduk bersantai Menikmati indahnya alam. Bait 2 Perahu terombang ambing Disentuh oleh gelombang Angin datang bersemilir Menyentuh wajah Karang. Bait 3 Berjemur di bawah Mentari Di tepi pantai Aku bekerja Kulit hitam terbakar Tetapi bersyukur aku kepada-Nya. 4. Puisi Alam 2 Bait Langit Membentang Bait 1 Mentari bersinar terang Cahayanya ke Mayapada Langit cerah tak membayang bersih dari awan-awannya. Bait 2 Betapa luas langit membentang Tak tahu aku dimana ujungnya Semua itu ciptaan Tuhan Agar kita mengenal keagungan-Nya. Ombak Di Laut Bait 1 Ombak lautan datang berderai membawa buih di tepi pantai Menerjang batu karang Pulang kembali ke lautan. Bait 2 Ombak lautan selalu datang walau cerah walau membadai Berdebur tiada henti Memecah alam yang sunyi. 5. Puisi Tentang Alam Pedesaan Alam pedesaan selalu Permai. Melihat sawah dan sungai. Kebun kebun tumbuh subur. Sawah dan padi begitu menghibur. Alam Pedesaan Turun Kabut tipis tipis Di waktu pagi di alam desa Segar udara masuk ke dada Rasa damai dan Sentosa. Angin menyentuh pucuk daun menerpa pula pada bunga Alam terlihat amat Permai Mendamaikan segenap jiwa. Anak Gembala Di padang rumput itu Anak Gembala sedang menjaga Mengurus banyak domba-domba Hingga waktu datang senja. Domba bermain dengan riang Memakan rumput segar dan hijau Tak terlihat resah Gelisah Yang ada hanya damai. 6. Puisi Alam Untuk Anak SD Belajar membuat puisi sudah kita mulai ketika duduk di kelas sekolah dasar. Biasanya membuat puisi dengan tema alam, keluarga, ataupun lainnya. Misalnya puisi tentang kunang-kunang atau puisi tentang kupu-kupu. Karena anak-anak akan senang bermain di alam bebas. Puisi Kupu-Kupu Aku lihat kupu-kupu Bermain di taman bunga Sayapnya berwarna biru Dari sini terbang kesana. Kupu-kupu terlihat riang Bermain-main dengan kembang Kesana kemari bagai penari Selalu begitu di pagi hari. Kunang-Kunang Wahai kunang-kunang Dari mana engkau datang Tubuhmu membawa Lampu Menjadikan Malam begitu terang. Kunang-kunang yang ku sayang Ajari diriku Bagaimana terbang Supaya aku bisa ikut denganmu Menjelajah Kesunyian malam. 7. Puisi Alam Indonesia Indonesia merupakan negara yang kaya raya dan juga indah. Indonesia memiliki banyak kekayaan dan keindahan. Mulai dari pantainya, gunung, sawah, dan lautannya. Indonesiaku Indah Indonesiaku amatlah indah Pantai Gunung serta lembah Terhampar luas antero Nusantara Anugerah dari Tuhan Yang Esa. Gunung-gunung tinggi menjulang Sawah-sawah luas terhampar Pantai-pantai begitu indah Lautan membentang tak sudah sudah. Indonesiaku amatlah indah Bagaikan Zamrud Khatulistiwa Kita semua harus menjaga Agar Lestari alam kita. Hutan Pinus Gunung Di hutan pinus di Desaku Ada udara yang begitu segar Membuat diriku selalu rindu Rindu di dada amat bergetar. Hutan pinus melebur rindu yang memanggil jiwaku doaku moga lestari alam indah nan berseri. 8. Puisi Tentang Air Terjun Deras mengalir air jernih jatuh membuncah di bawah suaramu merdu nyanyian alam pecah sunyi penuh kemerduan. Bergeranjas jatuh Dengan cara yang paling Anggun Suaramu menenangkan hati Tarianmu menghias indah. … Sunyi Kau berada ditengah kesepian Jauh dari pemukiman Selalu jadi Kerinduan Dari jiwa setiap Insan Kau mengalir dari jauh Di tempat itu engkau jatuh Dengan suara yang bergemuruh Di kolam kecil engkau berlabuh. 9. Indahnya Alam Lingkungan Kita bisa membuat puisi tentang alam sekitar kita. Tidak harus tentang gunung, pantai, sungai, ataupun lautan. Tetapi kita bisa juga menuliskan puisi tentang alam sekitar kita, seperti pohon, kupu-kupu, lapangan tempat bermain, dan sejenisnya. Berikut ini adalah contoh tentang keindahan alam sekitar. Pohon Tempat Kami Di bawah rindang daun-daun Diantara dahan-dahan Di sana lah kami bermain Bergembira bersama teman. Pohon berdiri telah lama Sebelum kami lahir ke dunia Menemani kita dan cerita Kenangan kami kelak dewasa. Menyusur Sungai Air mengalir padamu Dari hulu hingga Hilir Jauh sekali engkau mengalir. Engkau memberi kehidupan Untuk mengairi persawahan Menyuburkan berbagai tumbuhan Sebagai anugerah Tuhan. 10. Keindahan Alam Pagi Pecah Ketika pagi pecah Langit pun mulai memerah Pantai Cahaya Sang Fajar Pagi hari yang bergetar perlahan-lahan Bangkitlah Surya Menerangi Alam Raya Menyemburatkan cahaya Memberi hangat pada insan manusia. Nyanyian Semesta Dan angin pun bersemilir Menyentuh ujung ilalang Dan iapun menggeletar Menjatuhkan bunga putihnya. Padang ilalang di waktu senja Membawakan sebuah aroma Ketika ditimpa cahaya senja Terlihat betapa indahnya. Alam Ciptaan Tuhan Berkelipan bintang di langit Menghiasi gelap malam Memagari sang Rembulan bintang kecil amat alit. Alangkah indah ciptaan Tuhan Menjadi hiasan bagi Insan Agar bersujud kepada-Nya Mengagungkan seagung-agung-Nya. 11. Kasih Sayang Kepada Alam Telah diberikan keindahan Telah diberikan kemudahan Untuk kita dari alam Sesama makhluk ciptaan Tuhan. Jangan kita menyakiti Biarkan alam tumbuh berseri Kepada makhluk Marilah sayang Agar hidup selalu Harmoni. Kasih Sayang Sesama Manusia Apa gunanya iri dengki Hanya membuat sakit hati Kasih sayang itu lebih utama Bermanfaat di alam sana. Kasih sayang kepada sesama Agar hidup tentram bahagia Tolong menolong menjadi utama Jiwa pun akan merasa Sentosa. 12. Puisi Fenomena Alam Fenomena alam biasanya terjadi di sekitar kita. Contohnya adalah gunung meletus, Gempa bumi, atau banjir yang melanda. Merapi Meletus Suara menggelegar Mengeluarkan awan putih Cuaca menjadi panas Saat engkau berubah ganas. Gunung yang indah kini mengamuk Menakutkan hati manusia Keluar lahar Hawa panas Gunung tenang menjadi garang. Banjir Tak Pernah Usai Di kotaku ini Ada cerita yang tak pernah henti Setiap kali musim penghujan Rumah kami ikut terendam. Hutan-hutan telah habis Pertumbuhan makin terkikis Air hujan tak bisa disimpan Hanya mengalir dan menenggelamkan. Mari kita melestarikan Tanam lagi pepohonan Agar terhindar dari bencana Ketika musim penghujan tiba. . . Gejala alam menandakan adanya sesuatu yang berhubungan dengan manusia. Kadang-kadang manusia tidak menyadari bahwa bencana tersebut karena ulah manusia itu sendiri. Ada orang yang tidak pernah membuang sampah kecuali di sungai. Ada pula yang mengambil keuntungan dari hutan. Oleh karena itu Mari kita jaga kelestarian dan keindahan alami. 13. Bencana Gempa Bumi pun bergetar Rumah-rumah berderak Manusia Limbung Saat bencana gempa Datang dengan tiba-tiba. Jika gempa sudah melanda Rumah mewah bagaikan kertas Runtuh semua seketika Jangan tanah rumahpun rata. Gempa Bumi Jika terjadi gempa bumi Manusia panik karenanya Yang terpikir keselamatan diri Jangan sampai dia celaka. Gempa bumi akan terjadi Semakin banyak di akhir zaman Karena dosa-dosa Insani Yang tak taat kepada Tuhan. 14. Alam Hijau Menikmati Semilir Duduk aku di Gubuk Tua Diantara bentangan sawah Menghijau ia warnai desa Perasaanku begitu Sentosa Alam Hijau di pedesaan Udara segar yang kita rasakan Bersih jauh dari debu debu Harus disyukuri sepanjang waktu. Aku duduk di Gubuk Tua Memandang hijaunya sawah Menikmati angin semilir Memandang sungai kecil yang mengalir. Hijaunya Alamku Alangkah indahnya alam Menghijau luas membentang Di sanalah ada kehidupan Dari dahulu hingga sekarang. Alamku hijau dan Permai Begitu indah dipandang mata Penduduknya merasa damai Menikmati anugerah dari-Nya. 15. Kerusakan Alam Jeritan Alam Hutan-hutanku kau babat Suaku kau penuhi dengan polusi Udaraku kau penuhi dengan polusi. Mengapa Wahai Manusia Engkau rusak diriku ini Padahal segalanya telah kuberikan Dari hasil kekayaan ini. Jagalah Alam Dari lautanku, Engkau mengambil ikan. Dari sawah-sawah ku Engkau mengambil padi. Dari perut perutku, Kau ambil emas pasir dan tembaga Dari bersih udaraku Engkau dengan nafas. 16. Pantun Jelajah Alam Susur Sungai Kususuri dengan kakiku Sungai kecil yang berpasir Dari ketinggian bukit Hingga turun ke tanah lembah. Betapa bahagia didalam jiwa menjelajahi alam ciptaan-Nya Terasa besar Keagungan Tuhan Sedangkan aku seorang hamba. Rindu Hutan Aku rindukan suasana hutan Dengan aromanya yang tak dilupa Suara terdengar dari hewan Memasuki hutan Melalui Jalan Setapak Ditemani burung-burung Serta nyanyian margasatwa. 17. Rindu Alam Aku merindukan lagi menjelajahi Alam Hijau Di suasana desa pada sawah yang berlumpur. Lelah aku melihat tembok Ingin ku lepaskan pandangan Benda langit yang biru Ditemani awan Gemawan. Hujan Di Balik Jendela Setiap kali hujan gerimis Terdengar merdu suaranya Menimpa atap rumah Ketika itu di waktu senja. Aku duduk di balik jendela Menatap gerimis turun ke bumi Di dalam hati ada kehangatan Sebab gerimis adalah anugerah Tuhan. Kutatap sendu pada awan Yang warnanya mulai kelabu Mungkin saja hujan selesai Meninggalkan udara bersih. 18. Kutatap Pelangi Jika gerimis turun berderai Di bawah cahaya matahari Mata hatiku pun berdenyai Melihat warna-warni sang Pelangi. Ia bagaikan mahkota Di bentangan langit begitu indah Warnanya sungguh sangat tertata Menghilangkan segala gundah. 19. Kicau Burung Pagi Hari Kicau burung di pagi hari Amat riang mereka bernyanyi Bermain-main di pucuk Cempaka Menemani datangnya Surya. Burung yang jelita Kulihat engkau begitu bahagia Dalam hidup penuh Kemesraan Engkau terbang bersama teman-teman. 20. Mendung Hitam Sebelum turun hujan Ada pertanda dari alam Awan putih telah berganti Warnanya kini menjadi hitam. Mendung hitam menggelayuti Di pucuk langit di atas bumi Hujan turun sebagai anugerah Menghidupkan tumbuhan Bumi. 21. Sungai Jika aku minta di sungai Kaki Bukit di dekat gunung Hatiku langsung terasa damai Pikiran pun mudah merenung. Dari ketinggian Air mengalir dengan Anggun Mengirim cinta ke sawah-sawah Menyenangkan hati para petani. Sungai Ini begitu dingin Airnya jernih begitu bening Untuk diminum oleh manusia Dijadikan makanan untuk yang lainnya. 23. Alam Pegunungan Di gunung yang tinggi Jalannya berkelok-kelok Jauh sekali. Turun dan mendaki Jalan berkelok Alam yang sunyi. Kabut Kabut turun di pagi hari Bersama embun embun Menyambut cahaya matahari Menerpa daun-daun. Kabut tipis melayah-layah Di antara hutan pinus. Kicau burung terdengar indah Insan terpana bagai terbius. 24. Alam Negeriku Pohon-pohon telah tumbuh Dari zaman dahulu Sebelum lahir kakekku Alam Negeriku begitu kaya Gunung sungai lautan dan lembah Terbentang begitu saja amat indah. 25. Awan-Awan Bertebaran ia di angkasa Menghiasi langit yang biru Kadang putih kadang kelabu Memayungi Bumi Indahku. Awan Gemawan sangat menawan di atas sana selalu mengambang Mengikuti angin kemana Ke selatan ataupun ke Utara. Kadang ia terlihat tipis Di waktu senja yang memerah Kadang Putih saat gerimis Atau saat cuaca cerah. 26. Purnama Bila datang waktu Purnama Kami bermandikan dengan cahaya Berlari-lari di halaman rumah Menikmati Purnama Raya. Di depan rumah itu duduk pula Ayah ibuku Bercerita mereka berdua Sambil memperhatikan kami semua. Saat Purnama tiba hati kami selalu ceria Di tepi sungai rumah kami Tempat terbaik menatap Berkah Apabila pagi pecah Dari kapulasan tidurnya Bagaikan seorang putri Disambut kabut serta embun. Pagi ini pagi yang berkah Ketika angin semilir Dari lautan menuju lembah Mengembara ke mana saja. 27. Embun Pagi Embun telah turun Semenjak malam tadi. Menjadi kabut misteri Tapi menyejukan hari. Embun bening berseri Kepada daun menghampiri Padang rumput rumput di kaki Hilang bila datang Mentari. 28. Ketemukan Embun Pagi Hanya embun pagi Yang aku temui Sebelum datang Mentari Menggantung ia di pucuk daun. Embun hanya di malam hari Untuk menyejukkan alam ini Agar Insan beristirahat Dalam tidur yang lelap. 29. Setetes Embun Walaupun tanah kering kerontang Embun pagi datang menyapa Menetes jatuh ke atas bumi Mengusir duka dan nestapa. Embun bekerja di malam hari Agar segar tanaman Walau tak ada orang memperhatikan Setiap malam ia akan datang. 30. Segar Telah ku jumpai daun daunku, Yang siang tadi hampir layu Kini dia segar kembali Sebab disentuh embun pagi. Bunga bunga ini mekar Daun-daun membuka lebar Saat tersentuh Mentari Embun hilang dan pergi. 31. Puisi Ombak Laut Biru Tiada henti dia berderai Bergelombang dari lautan Datang menyentuh bibir pantai Suara berdebur memecah kesunyian. Pasir Putih menyambut riang Mempersilahkan ombak datang Begitu juga dengan batu karang Bersama camar yang melayang. 32. Pantai Pangandaran Dari dahulu engkau terkenal Dengan ombaknya yang begitu besar Menerjang kapal-kapal nelayan Menggulung buih di tepi pantai. Ombak menari-nari Terpesona mata yang memandang Suaramu sepanjang hari Bagaikan sebuah nyanyian. 33. Puisi Alam Pegunungan Diliputi Kabut tipis Bagaikan tempat penuh misteri Kau terlihat di pagi hari Dampak hilang di waktu siang. Dari jauh engkau terlihat Tumbuh menjulang ke angkasa Meninggalkanmu terasa berat Jatuh cinta pada keindahannya. 34. Pemandangan Pedesaan Terlihat pasangan suami istripem Membawa pikulan menuju sawah Berjalan beriringan mereka berdua Dengan wajah penuh gembira. Hari ini ini hari memanen Padi di sawah sudah menguning Memetik padi sepanjang hari Penuh syukur di dalam hati. 35. Penggembala Domba Jika aku pulang ke desa Aku rindu pada anak gembala Yang membawa kawanan domba Jauh ke ladang mencari makan. Dia sigap mengatur barisan Bagaikan seorang komandan Kadang rebah di rerumputan Sambil menatap kawanan. 36. Pepohonanku Wahai pepohonanku Tetaplah hijau dan tumbuh Memberi naungan kepada kami Menyegarkan udara ini. Daun-daunmu begitu hijau Menyerap panas Mentari Dahan-dahan mau begitu kuat Tempat bermain bagi kami. Wahai pohon Jangan pernah engkau mengering Lindungilah bumi kami Dari bencana bernama banjir. Seraplah air yang mencurah Simpan pada akar-akarmu. Jangan engkau membiarkan Curahan air membuat tenggelam. 37. Alamku Sahabatku Alamku adalah sahabatku Tempat aku berdiam dan tinggal Dia telah banyak memberikan Apa yang aku butuhkan. Jangan hujan nya dia mencurahkan Segenap air yang kami butuhkan Dengan pepohonan yang dia tumbuhkan Kami menghirup kesegaran. Dengan lautan yang dihamparkan Kami berlayar mencari ikan Dengan gunung gunung menjulang Kami buat persawahan. Dengan alam Tuhan memberikan Segalanya yang manusia membutuhkan Agar mereka bersyukur Jangan sampai manusia kufur. Kepada-Nya kita bersujud Merendahkan diri ini Menjadi hamba yang mengerti Keagungan Ilahi Robbi. 38. Alam Yang Murka Sampah-sampah mengotori Sungai-sungai dan lautan Ikan-ikanpun mati oleh racun yang ditumpahkan. Nelayan pun jadi kesusahan Susah mencari ikan Lautan menjadi murka Sebab kelakuan manusia. 39. Dia Kala Senja Berhembus angin dengan kencang Melewati pepohonan Pemandangan semakin indah Saat senja telah tiba. Di senja ini aku berdoa Di senja ini aku bersyukur Di senja ini aku meminta Agar selalu bahagia. 40. Lelah Senja Begitu aku menikmati hari Saat petang akan menjelang Setelah sepanjang hari Lebih raga berpetualang. Telah aku memetik padi Di hamparan sawah yang menguning Semua lelah telah terbayar Jangan yang kudapat saat ini. 41. Padang Rumput Dan angin pun berhembus kencang Menerpa wajah rumputan Berkelana jauh dari lautan Mengembara sepanjang zaman. Aku titip sepenggal asa Atau jiwa yang terluka Pada angin dan pada senja Yang mengembara ke Mayapada. 42. Puncak Gunung Dari puncak ini Ku temukan kedamaian diri. Ada bentangan alam yang begitu sunyi Puncak gunung yang amat tinggi. Terasa diri amat kecil Di antara langit dan bumi Siapalah diriku ini Tak pantas untuk menyombongkan diri. 43. Bencana Asap Asap telah menjadi kabut Kamu telah mengotori Sesak nafas nafas kami karena hutan terbakar api. Hutan telah mereka musnahkan Jangan panasnya api Ambisi Asap melanda kepada kami Dipicu orang-orang berdasi. Margasatwa banyak yang mati Pembakaran ini membawa rugi Paru-paru kami rusak Hidup semakin terbelangsak. 44. Bumi Indah Perlahan-lahan senja pulang Dibawa oleh cahaya mentari Berganti dengan malam yang kelam Alam pun semakin sunyi. Aku ingin melihat bintang Yang selalu datang ketika malam Juga bersama Rembulan Cahayanya sejuk membahagiakan. Senja memang selalu indah Malam juga tak pernah kalah Ketika pagi pecah Bumi kita tetaplah indah. 45. Hamparan Pasir Di bibir pantai Aku memejamkan mataku Melepaskan lelah dan letih lelah jiwa menggerogoti. Terjatuh aku di pasir putih Maka kurebahkan tubuhku ini Menatap langit Berawan putih. Kadang Camar melayang-layang Turun ia mengail ikan Begitu indah lukisan alam Syahdunya tak tergantikan. Embusan angin begitu sejuk Samar-samar ombak berdebur Angin pun datang membelai Melepaskan segala resahku. 46. Bukit Anak kecil si penggembala Ia Merebahkan tubuhnya Di atas rerumputan Yang bersanding dengan ilalang. Kadang matanya terpejam Untuk melepas segala lelah Menikmati hembusan alam Terbawa mimpi yang sangat indah. Di atas bukit yang amat tinggi Ia labuhkan semua harapan Bahwa tak lama lagi Kerjanya akan memberi kekayaan. 47. Menunggu Purnama Tahukah Engkau wahai Rembulan Aku menunggumu menjadi Purnama Agar cahayamu kumandikan Keseluruh Raga di malam kelam. Tahukah Engkau wahai Rembulan Menatapmu membuka kenangan Di masa kecil dahulu Ketika aku ingin terbang kepadamu. Engkau selalu indah Dengan sejuknya cahaya Akupun tak pernah jemu Menatapmu sepanjang waktu. 48. Dari Hamparan Langit Dari hamparan langit Dari celah-celah awan Turun jatuh ke wajah bumi Dengan cara yang menawan. Engkau meresap ke dalam Bumi Membasahi akar-akar Mengusir debu-debu kemarau Yang memecah tanah sawah. Jika Tuhan telah mengirimkan Hujan yang turun di musimnya Pertanda tanah akan menghijau Kembali hidupkan bumi. 49. Puisi Alam Pantai Yang Indah Laut mendadak ramai Saat manusia pergi ke pantai Bermain-main dengan riang Dibawah Mentari bercahaya terang. Laut telah mengirimkan Ombaknya yang bergunung-gunung Hingga pecah di tepi pantai Memberi makna beribu-ribu. 50. Pantai di pagi hari Kala Mentari terbit Di ufuk timur yang jauh Kulihat kabut kabut lembut Di antara ombak berdebur. Burung-burung bernyanyi riang Menyambut Mentari di ujung sana Anginpun mulai bertiup kencang Menandakan datangnya kehidupan. Ombak mulai berkejar-kejaran Berlomba menuju Karang Kadang menyapu perahu di tepi Membuatnya bergoyang-goyang. 51. Oh Laut Oh laut Deburmu aku rindukan Gelombang aku nantikan Gemuruhmu aku puisikan. Oh laut Anginmu menenangkan Birumu melapangkan Pasirmu membahagiakan. Oh Laut Aku rindu kepadamu Rindu itu membawaku pada kerinduan pada Pencipta-Mu. Puisi Kampung Halamanku 52. Rumahku Di Tepi Sungai Teringat kampung halaman rumahku di tepi sungai banyak sekali pepohonan mengusik kerinduan. Sampan-sampan terapung di sungaiku jauh di kampung anak-anak pandai berdayung bermain hingga petang. Bangau-bangau terlihat terbang ke sarangnya mereka pulang di antara langit yang memerah sebab telah datang senja. Walau pergi jauh merantau kampung halaman selalu terkenang terkenang pula pada surau tempat mengaji bersama teman. 53. Permainya Kampung Halaman Gunung tinggi menjulang sawah luas terhampar suasana selalu damai ladang terlihat amat permai. di sanalah aku dilahirkan besar dalam buaian bersama ibu tercinta dihangatkan kasih ayah. biarpun jauh aku pergi kampung halaman tak terlupa rindu ini menggebu di hati kadang memberi rasa nestapa. moga kampungku selalu damai bagaikan semilir anginnya semoga kampungku selalu permai bagaikan gemericik airnya. 54. ALAM DESA Bukit di atas tanah Tertutup kabut tipis Hawa sejuk mentari cerah Padang rumput menghijau manis Gemericik air di sungai terdengar halus Halimun pagi menetes teduh Air terjun mengguruh deru Melaju membiru pantai Sejuk asin hangat pesisir Menerangi panorama desa Mewarnai guratan alam Mencipta indah alam desa 55. Pantaiku Kampung Halamanku Di kampung halamanku berjajar banyak perahu Di sanalah aku bermain bersama ombak lautan. Di kampung halamanku orang-orang jadi nelayan berangkat ke lautan tanpa takut diterjang gelombang. aku adalah anak pantai bermain di bawah matahari kulitku hitam legam menerjang ombak berderai. 56. Bunga-Bunga Mekar Di kebunku yang sederhana telah mekar sekuntum kembang dari ranting-ranting bunga datang kupu juga kumbang. indah sudah kembang berseri mekar di musim yang bersemi kucintai sepenuh hati kusiram setiap hari. Puisi tentang alam merupakan puisi yang paling banyak dibuat. Selain puisi cinta. Semoga dengan kumpulan puisi alam ini bisa memberi inspirasi kepadamu. Di bawah ini masih banyak lagi puisi lainnya. Semoga memberi manfaat untuk kamu semua. Jangan lupa untuk membaca puisi-puisi lainnya. Sekarang saatnya kamu membuat puisi sendiri. Referensi -
Puisitentang alam selalu punya kesan tersendiri. Baik ketajuban sang penulis puisi dengan alam itu sendiri, maupun rasa gelisah ketika alam sedang marah. Puisi Tentang Alam yang Rusak. Kemana Perginya Alamku yang Lestari? Sering kumelihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit Namun, itu dulu.
Alam merupakan sebuah anugerah dari Tuhan. Keindahan dan kemegahannya membuat banyak orang ingin mengabadikannya, baik berbentuk lukisan, foto, film, lagu, hingga puisi. Jika kamu tertarik menulis puisi bertema tersebut, simak beberapa contoh puisi pendek tentang alam yang bisa menjadi inspirasimu. Alam merupakan hasil karya dari Sang Maha Pencipta. Maka wajar jika manusia terkagum-kagum akan keindahannya. Untuk mengekspresikan kekaguman tersebut, beragam cara bisa dilakukan, sebagai contoh dengan menulis puisi pendek tentang dengan foto atau video yang menggambarkan jelas sebuah momen, tulisan memberikan kebebasan bagi pembacanya untuk berimajinasi. Karena itu, banyak orang yang menjadikan keindahan alam sebagai tema karya puisi pendek tentang alam tidak melulu menceritakan keindahan dan kekaguman penulisnya saja, lho! Ada juga contoh puisi pendek yang menceritakan tentang kerusakan dan bencana alam. Puisi-puisi tersebut biasanya adalah bentuk ekspresi dari keresahan sang tertarik mencoba menulis puisimu sendiri? Jika kamu sedang belajar membuat puisi, ada baiknya kamu simak beberapa contoh puisi pendek tentang alam ini. Mungkin saja setelah membacanya kamu akan lebih mudah merangkai kata-kata. 1. Di Sekitar Sungai Air beriak tenang Bayang-bayang pohonan teduh dan rindang Padang luas dan sawah terbentang Jalanan sepi dan damai Ketika matahari mulai terbenam Nun jauh di sana Di desa yang teduh dan tenteram Asap mengepul Dari dapur-dapur rumah yang tersembul Bapak, ibu, anak-anak Mereka semua sudah pulang Mandi dan memasak membuat makanan malamnya Dan dari sawah bangau-bangau beterbangan burung-burung terbang merendah pulang ke sarangnya dalam kegelapan pohonan Anak-anak bangau-bangau dan burung-burung itu Seperti kita mereka terbang jauh mengembara namun pulang juga ke bumi karena mereka mencintai bumi dan mencintai rumah mereka yang tenteram mencintai kampung halaman dan tanah kelahirannya. Abdul Hadi WM, Di Tepi Sungai Contoh puisi pendek tentang alam yang pertama ini menceritakan tentang keindahan pedesaan. Digambarkan, sebuah sungai yang tenang melewati desa tersebut. Membuat burung bangau sering datang untuk mencari makan. Tidak hanya menggambarkan tentang keindahan alam saja, contoh puisi pendek tadi juga menggambarkan kecintaan penulis pada kampung halaman. Jika kamu sedang merantau ke kota besar, seperti Jakarta atau Surabaya, mungkin puisi ini bisa mengingatkanmu pada keluarga di rumah. Sesekali, cobalah hubungi mereka agar tahu kamu baik-baik saja. Baca juga Yuk, Baca Pantun Teka-Teki Ini dan Cobalah Tebak Maknanya! 2. Pantai dan Gemuruh Ombak Kubiarkan kakiku dihempas air Aku tetap berdiri di atas hamparan pasir Sesaat air merendamnya sebagian Sesaat juga hilang menjauh Yang tersisa hanya hamparan pasir halus Tatapan mataku jauh tak berujung Melihat hamparan air yang sebentar mendekat, sebentar menjauh Indah kulihat Membawa jiwa ini tenang, damai Seakan tidak ada satu masalahpun dijiwa ini Telingaku mendengar suara gemuruh ombak Yang takkan pernah berhenti Kecuali kita beranjak jauh Dari pantai Zanna Atjep, Pantaiku Contoh puisi pendek tentang alam ini menceritakan tentang keindahan pantai. Mungkin sang penulis menumpahkan kegembiraannya saat bermain-main dengan ombak dan pasir pantai. Baginya, suasana pantai membuatnya merasa tenang dan damai. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama saat di pantai? Jika iya, cobalah ekspresikan kesenangan itu dalam bentuk kata-kata indah. Jangan lupa ambil foto yang lucu saat kamu berada di sana, untuk melengkapi tulisanmu. Baca juga Yuk, Baca Pantun Nasehat dan Maknanya untuk Kehidupanmu di Sini! 3. Alam dan Waktu Saya di sini bukan untuk jejak hujan yang panjang. Tapi ada sebuah bangkai yang terlipat dalam lumpur. Dan seekor burung bertengger di atasnya. Saya di sini bukan untuk alam yang rongsokan. Tapi ada seekor anjing yang menghirup udara busuk, lalu meraung dan ulat-ulat berbaris di kakinya. Apakah waktu sebetulnya, apakah duka. Di bangkai itu berkilau arloji, berdetik saja ia sejak tadi. Goenawan Mohamad, Lanskap Contoh puisi pendek tentang alam di atas seolah-olah menggambarkan pegunungan atau hutan yang tandus. Lewat puisi itu, Goenawan Mohamad berkata bahwa alam juga memiliki umur. Tiap detik berlalu, umurnya semakin memendek. Meski umurnya semakin tua, bukan berarti manusia harus pasrah dan menunggu kehancuranya. Kata-kata “Saya di sini bukan untuk alam yang rongsokan,” adalah bentuk protes tersebut. Karena itu, mulai jaga lingkungan agar waktu yang dimiliki manusia untuk tetap tinggal di bumi semakin lama. 4. Alam Semakin Rusak Dahulu rimba raya hijau menawan Aneka pohon tumbuh merimbun Kokoh menjulang ke puncak awan Berkembang di tanah Perawan Persediaan air tersimpan aman Tertahan dalam batang pohon resapan Biar kemarau berbulan-bulan Takkan terjadi fenomena kekeringan Sungguh nyata sebuah karunia Tuhan mencipta hutan untuk kita Tapi tangan-tangan jahil dan nista Merusak rimba raya seisinya Lalu hutan yang luas membentang Ditumbuhi pepohonan tinggi menjulang Rampak rindang perlahan menghilang Berganti gundul rusak semakin gersang Ijoel Anderlie, Rimba Raya Semakin Rusak Kerusakan hutan merupakan isu yang diangkat pada contoh puisi pendek tentang alam ini. Bagi penulis, hutan adalah karunia yang senantiasa menyokong kehidupan manusia. Tapi sayangnya, semakin hari hutan semakin gundul dan hancur. Kesedihan sang penulis hendaknya bisa kita renungi. Memang, manusia membutuhkan sumber daya dari hutan untuk tetap hidup, misalnya lahan atau kayu. Tapi, hendaknya tidak berlebih-lebihan dan merusak hutan dengan sia-sia. Baca juga Kumpulan Contoh Puisi tentang Pahlawan dari Para Sastrawan Ternama 5. Karya Tuhan Berabad-abad wajah Tuhan bertaburan, jadi ayat-ayat alam yang berserak pada batu-batu. Tiap perciknya menjelma wajah yang berbeda. Berabad-abad wajah Tuhan bertaburan dalam serpihan cinta sekaligus sengketa. Berabad-abad pula Adam gelisah mencoba menyatukan wajah Tuhan dalam gambaran seutuhnya. Namun selalu sia-sia ia. Sebab, Tuhan lebih suka hadir dalam keelokan yang beraneka. Pada keelokan pohon dan keindahan batu, pada keperkasaan ombak, dan kediaman gunung. Pada wajah suci seorang bayi dan hangat matahari dan pada wajah manis seorang istri, Tuhan hadir dalam senyum abadi. Berabad-abad wajah Tuhan bertebaran pada ayat-ayat alam yang selalu menemukan tafsir sendiri. Ahmadun Yosi Herfanda, Ayat-Ayat Alam Contoh puisi pendek tentang alam yang kental dengan nuansa islami ini tidak hanya menceritakan keindahan alam, tapi juga kekaguman pada Tuhan. Sang penulis terpukau sekaligus bersyukur melihat saat melihat indahnya langit, gunung, laut, dan bebatuan. Mampu melihat dan menikmati alam seperti pengalaman sang penulis merupakan rezeki dari Allah. Karena itu, ucapan syukur baiknya selalu dilantunkan setiap kali kamu terpana akan keindahan alam. Seperti yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Baca juga Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Pacar Tersayang yang Memiliki Makna Mendalam 6. Bencana Datang Manakala bencana melanda dan kau masih sibuk nyinyir ke sana ke mari, tak peduli yang kesakitan, meraung-raung dalam duka, tak peduli kau, maka kau tentulah hanya daging berjalan, bukan lagi manusia. Apalagi ketika bencana menghantam dan kau justru senang beroleh kesempatan untuk menohok lawanmu, mengaitkan sikap dirinya dengan bencana yang datang, memprovokasi masyarakat seolah bencana hadir lantaran salah lawanmu, maka kau tentu dan pastilah hanya seonggok sampah. Manakala bencana datang marilah bersatu ulurkan tangan bantu sesama dan bukannya justru jadikan bencana sarana menghina dan menista. Berty Sinaulan, Manakala Puisi tentang alam tadi ditulis sebagai bentuk kesedihan penulis terhadap bencana gempa yang terjadi di Lombok dan Bali pada Agustus 2018. Sayangnya, kondisi Indonesia pada saat itu tengah panas karena menjelang pemilu. Adanya bencana alam malah menjadi alasan untuk saling menghina lawan politik. Jika kamu termasuk orang yang beruntung karena tidak terkena dampak gempa, maka bersyukurlah selalu. Apabila kamu memiliki rezeki yang berlimpah, berbagilah pada saudara-saudara yang ada di daerah bencana. Sekecil apa pun bantuanmu, pasti akan tetap berguna bagi mereka. 7. Lautan Kebebasan Daratan adalah rumah kita dan lautan adalah kebebasan. Langit telah bersatu dengan samudra dalam jiwa dan dalam warna. Ke segenap arah berlaksa-laksa hasta di atas dan di bawah membentang warna biru muda. Tanpa angin mentari terpancang bagai kancing dari tembaga. Tiga buah awan yang kecil dan jauh berlayar di langit dan di air bersama dua kapal layar bagai sepasang burung camar dari arah yang berbeda. Sedang lautan memandang saja. Lautan memandang saja. Di hadapan wajah lautan nampak diriku yang pendusta Di sini semua harus telanjang bagai ikan di lautan dan burung di udara. Tak usah bersuara! Janganlah bersuara! Suara dan kata terasa dina. Daratan adalah rumah kita, dan lautan adalah rahasia. Rendra, Lautan Puisi karya sastrawan asal Jawa Tengah ini, mungkin akan membuatmu berimajinasi tentang lautan. Bayangkan wajahmu diterpa angin, telingamu digoda gemuruh ombak, dan matamu dimanjakan langit biru yang luas. Tidak hanya bisa membuat pembacanya hanyut ke dalam imajinasi, makna pada puisi ini juga sangat dalam. Rendra menggambarkan betapa luas dan indahnya lautan dengan kebebasan. Baginya saat manusia merasakan kebebasan mereka bisa menjadi apa saja. Baca juga Kumpulan Cerita Horor Nyata yang Akan Membuatmu Merinding Adakah Contoh Puisi Pendek tentang Alam Tadi yang Jadi Favoritmu? Dari tujuh puisi di atas, adakah yang menjadi favoritmu? Apakah kamu terinspirasi untuk mencoba menulis puisimu sendiri setelah membacanya? Jika sudah, tunggu apa lagi, ambil pena dan kertas lalu tulis sebelum idemu lenyap. Puisi memang sebuah media yang cocok untuk berekspresi, tapi baiknya mengandung pesan. Sebagai contoh, puisi tentang alam tadi, ada yang mengandung sindiran sosial, ada mengandung pesan marah, gembira, bahkan doa. Jika kamu suka membaca puisi, jangan lupa kunjungi artikel puisi ruang pena lainnya di KepoGaul. Kamu bisa menemukan beragam tema puisi, mulai dari keluarga, guru, orang tua, cinta, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisBayu SetoMochammad Bayu Seto merupakan alumni Ilmu Hubungan Internasional UMY. Lelaki dengan hobi menulis ini sempat terjun di bidang film pendek sebagai script writer dan sutradara dan memenangkan beberapa penghargaan. Tidak hanya film, ia juga merupakan coffee enthusiast. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.